Duduk termenung si anak teruna,
Duduk di atas titian jati;
Apalah guna hidup di dunia,
Jika tiada teman di sisi.
Datang putera ke taman rahsia,
Ingin bertemu puteri yang manis;
Alangkah ramai teman ketika suka,
Sukar dicari teman waktu menangis.
Sungguh cantik si gadis desa,
Berkain batik berbaju kebaya;
Sahabat sejati umpama cahaya,
Menerangi maya yang gelap gelita.
Bangun pagi untuk bersahur,
Lapar tiada waktu berpuasa;
Sahabat sejati selalu menegur,
Biarpun pahit diberitahu juga.
Duduk termenung tepi perigi,
Menanti tibanya pujaan hati;
Sahabat sejati sukar dicari,
Jika ketemui jangan khianati.
Pemuda desa rajin berbudi,
Dari kecil membanting tulang;
Teman jahat ramai sekali,
Menikam kita dari belakang.
Bertemu sudah dua hati,
Bertemu dalam taman larangan;
Jadilah kita teman sejati,
Sentiasa ada waktu diperlukan.
Duduk termenung di tepi batas,
Mengenang diri tidak berdarjat;
Budimu teman tak dapat kubalas,
Akan kukenang sepanjang hayat.
No comments:
Post a Comment